Sedu.
Sepi. Duka lama kembali bersua ketika telinga kembali mendengar dentuman ombak
biru memecahkan kehampaan petang. Sore itu, manusia, satu persatu datang silih
berganti. Ada yang berkunjung dengan keluarga dan ada yang datang dengan pasangan
masing-masing. Tepat dihadapanku, beberapa remaja asik berpose ala-ala kids
zaman now. Tidak jauh dari itu, terlihat beberapa anak manusia yang sedang
bercanda gurau sambil menghadap ke lautan luas. Di sisi lain, seorang bocah
sedang mengejar kepiting putih di bibir pantai. Aku mendekatinya. Sembari
tersenyum, lantas melemparkan beberapa pertanyaan. Si kecil membalas senyuman dan
menyapaku kembali dengan hangat. Beberapa menit bertegur sapa akhirnya
memutuskan untuk mengejar kepiting bersama. Kaki kecilnya begitu lincah berlari
menelusuri pantai. Sesekali mulut mungilnya melemparkan senyum kepadaku dan
tertawa riang. Betapa bahagianya menjadi anak-anak, pikirku. Semoga kelak diusia
dewasanya, si bocah masih tetap tersenyum bahagia seperti ini.
Kapal
terus bergerak menuju dermaga nelayan. Pekikan riak terus menghantui pikiran, bersahut-sahutan
memanggil sang kenangan. Kakiku terasa lelah dan memutuskan untuk beristirahat
sejenak. Tidak dengan bocah itu, ia masih terlihat riang disana, tak jauh dari
tempatku melepaskan penat. Mataku terus menerawang setiap sudut lautan. Begitu
luas. Walau tidak terjangkau mata, aku tau dengan pasti di seberang sana ada
kehidupan yang lain. Adakah seorang anak manusia yang sedang merasakan apa yang
kurasakan saat ini? Pertanyaan macam apakah itu? Namun demikian, aku tetap berharap
jawaban dari sang senja. Tapi sayang sekali, ia memilih untuk membisu.
Membiarkan pertanyaan itu menghilang beriring pecahan gelombak besar.
Jingga
mulai menampakkan wujudnya. Garis cakrawala tersibak malu. Menebarkan mantra
kesunyian dalam relung hati terdalam. Matahari terus bergerak. Membenamkan diri
dalam lautan harapan. Pertanda perpisahan akan segera menghampiri. Tersadar
matahari telah meninggalkanku, segera ku beranjak dan meninggalkan segala rasa
yang kumiliki. Akhir pekan telah usai. Waktunya kembali pada kehidupan nyata.
Sampai berjumpa kembali, wahai sang kenangan.
BERSAMBUNG....
Minggu, 24 April 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar