Dulu. Sekarang. Nanti.
Semua akan berubah, tak akan lagi
sama.
Aku, Kamu. Dia.
Partikel kecil yang tak dapat disatukan,
terus melebur dalam ketidakpastian
waktu.
Kau izinkan badai menggores luka, lubang
gelap terpojok sudah,
taati alam mengaung pilu, akhir
kisah tanpa restu Penguasa
Purnama pertama, kedua, dan ketiga,
tanpamu.
Masih disini, dengan rasa yang
berbeda.
Tetap bersinar,
mencari kedamain hati,
menenggelamkan jiwa yang rapuh,
membangun pondasi beralas dogma.
Malam ini,
rembulan enggan bertegur sapa,
senyumnya
meredup,
menyisakan isak disudut
kebimbangan,
Keangkuhan merasuki jiwa,
cemas menanti senyap,
naluri kasih habis tercabik, sepenggal,
harap rindu bertepi setapak.
Kini, aku tanpamu, baik-baik saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar