Jumat, 01 Desember 2017

Aku, Kamu dan Dia


Ku genggam engkau dengan erat,
tak ingin ku lepas,
walau sedetik pun,
kehilanganmu kisah yang tak pernah ku lukiskan,
bersamamu ku menjaring asa.

16 tahun kebersamaan ini berlalu,
ada banyak cerita yang tak dapat dikisahkan kembali.
Kisah ketika aku, kamu dan dia,
merajut mimpi bersama,
di sebuah desa kecil,
terbentang luas ladang permadani,
gaduh suaru kerbau membajak sawah,
lika liku jalan tikus,
bocah kecil bersorak kegirangan,
teriakan penjual sayur keliling memekakkan telinga,
aku, kamu dan dia,
di bawah pohon jambu milik tetangga,
melukiskan impian,
berjuang melawan keegoisan,
alasannya sederhana,
“demi masa depan”

Kini,
aku bukan lagi gadis kecil berusia 12 tahun,
yang suka mengambek jika tidak diajak jalan sore,
yang suka merengut jika tidak dibelikan mainan,
yang suka menggerutu jika disuruh belajar,
yang suka merajuk jika diomelin.

Kamu,
saksi bisu dari kejamnya kehidupan,
selalu ku paksa untuk memahami,
walau kamu sendiri tak ingin melakukannya,
kamu bisa apa?
tidak ada,
hanya menjalankan tugas dariku,
dan dia?
sama,
hanya berperan sebagai peran pembantu,
dalam kisah ini.

Lantas?
Aku, kamu dan dia,
molekul kecil yang tak dapat terpisahkan,
oleh waktu,
hingga kapan pun.

Kamu,
diri yang selalu siap siaga,
tak pernah lelah,
tak pernah mengeluh,
kapan pun dan dimana pun,
saat aku membutuhkanmu.
Dia,
tempatku menumpahkan rasa,
menuangkan beban,
mencurahkan kegundahan,
memanifestasikan jiwa yang kelam,
dan juga tempatku melahirkan ide-ide cemerlang.

Aku, kamu dan dia,
masih di desa kecil ini,
namun,
dengan waktu yang berbeda,
situasi yang berbeda,
semuanya telah berbeda,
tapi,
tidak dengan perasaanku.
Aku,
masih mengharapkan kamu dan dia,
untuk terus menemaniku dalam mengwujudkan impian,
impian yang dulu pernah kita ukir bersama,
yang sekarang akan kita wujudkan bersama.

Kamu dan dia,
teruslah bersamaku,
hingga kalian menyaksikan sendiri,
bagaimana aku dapat meraih apa yang pernah ku bisikkan,
di suatu sore,
di penghujung jembatan reot,
di seberang warung bakso milik Pak Markus,
di antara hiruk kendaraan yang lalu lalang,
sebuah kata yang jangan pernah kalian lupakan.

Kamu dan dia,
Terima kasih,
Hanya itu yang dapat kuucapkan.

Coretan di pagi Jumat, 1 Desember 2017

Sebentar lagi 2017 akan segera usai. Waktu tersisa kurang dari 1 bulan. Fighting!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar