Jumat, 01 Juni 2012

Pasar Tradisional VS Pasar Modern


Banda Aceh - Pasar tradisional dan pasar modern terus bersaing dengan seiringnya perkembangan pasar sekarang. “Jika ada suku pasar lain pasti suku pasar yang satunya akan merasa terancam,” ujar Hafas Nudin selaku Ketua Jurusan Ekonomi Manajemen Fakultas Ekonomi Unsyiah, Kamis (31/5) saat ditemui di kantornya.

 Sebenarnya, menurut Hafas, tak selamanya itu mengancam pasar tradisional tapi ada segi lain juga dibalik itu yaitu motivasi, dengan adanya pasar modern seperti supemarket atau mini market, itu bisa membuat penjual yang memilih untuk berdagang di pasar tradisional lebih bersemangat dalam memajukan pasar tersebut.

“Orang sekarang sibuk jadi maunya yang instan, pekerjaan instan, belanja instan, sedangkan pasar tradisional tidak menyediakan yang instan, orang belanja sekarang sekalian untuk cuci mata dan menghilangkan stres,” ujar Hafas sambil tertawa. Selain itu, pasar modern lebih lengkap persediaannya, mereka sudah menyediakan pakaian, makanan, sayur, buah-buahan, bahkan sebagian pasar modern sudah menyediakan tempat ibadah untuk orang muslim. Segi pemikat konsumen lain adalah kemasannya, mereka sudah mengemas barang-barang tersebut dengan bagus dan rapi.

Walaupun pasar modern lebih unggul dalam fasilitas dan kenyamanan tapi bagi sebagian masyarakat yang berpenghasilan rendah sangat pasar tradisional lebih diutamakan karena pasar tradisional tidak meletakkan lebel harga, jadi konsumen masih bisa menawar barang dengan harga lebih murah. 

“Pasar tradisional punya keuntungan sendiri begitu juga dengan pasar modern,” kata Hafas. Walaupun persaingan semakin ketat, akan tetapi dalam jangka waktu panjang pasar tradisional akan tetap ada, itu terbukti dari masih adanya pasar tradisional di negara yang sudah maju seperti Amerika. Hafas mengatakan solusi dari persaingan pasar ialah dengan meregulasi kembali pasar-pasar tersebut. Ia berharap agar pasar tradisional mampu beradaptasi dengan adanya persaingan ini. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar