Jumat, 01 Juni 2012

Kredit Perusahaan Lambatkan Pertumbuhan Ekonomi


Banda Aceh - Banyaknya kredit yang disediakan perusahaan swasta melambatkan pertumbuhan ekonomi, khususnya Aceh. Tujuannya memang untuk membantu dan mempermudahkan masyarakat, tetapi secara tidak langsung sebenarnya masyarakat sudah dirugikan. “kalau melalui perbankan lebih lama prosesnya,” Ucap Teuku Zulham, Pembantu Dekan III Fakultas Ekonomi Unsyiah. Pemerintah merasa rugi karena disaat masyarakat mulai kurang menabung atau melakukan kredit di Bank, maka investigasi juga akan rendah, itu akan mempengaruhi lambatnya pertumbuhan ekonomi karena disaat investasi rendah maka akan memperlambat pertumbuhan ekonomi.

Kredit tengkulak dikenal sangat bahaya bagi masyarakat karena hal itu bisa merugikan masyarakat dan pemerintah. Mereka berani memberikan diskon dari 50% hingga 100%, jika masyarakat tidak bisa melunasi uang yang dipinjam maka mereka akan mendapatkan kerugian karena bunga yang diberikan oleh tengkulak sangat besar, akan tetapi jika mereka bisa mengatur uang tersebut maka mereka akan mendapatkan keuntungan ganda.

“Maunya pemerintah mau menurunkan sub bunga kepada peusahaan swasta agar tidak terlalu tinggi dan juga menurunkan persyaratan yang terlalu banyak,” ujarnya. Zulham juga mengatakan bahwa sekarang sudah ada isu yang menyatakan larangan untuk memberikan kredit dengan semena-mena, Bank Indonesi yang akan melakukan pelarangan tersebut. “Sebenarnya masyarakat itu tidak mengerti karena perusahaan memberikan kemudahan, ini diluar kontrol masyarakat, makanya masyarakat harus dikontrol oleh kebijakan juga, kalau tidak mereka  tidak akan sadar, pemerintah harus ikut mengontrolnya,” tambahnya.

Biasanya, kredit lebih aman dilakukan oleh pegawai negri karena uang yang dipotong langsung dari gaji mereka dan suku bunganya juga rendah dibandingkan dengan suku bunga yang diberikan oleh perusahaan swasta. Masyarakat sekarang condong melakukan pengeluaran berlebihan yang mana tidak sesuai dengan pendapatannya, masyarakat kurang bisa mengendalikan hawa nafsu.  Zulham mengatakan bahwa pemerintah perlu mensosialisasikan bahaya mengkosumsi berlebihandari pada pendapatan. “Saran kepada masyarakat agar mengambil kredit di lembaga atau perusahaan yang berbasis syariah,” ujarnya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar