Kamis, 17 Mei 2012

MTsN Kuta Baro kurang Minati Lomba


Banda Aceh - Madrasah Tsanawiyah Negri Kuta Baro kurang meminati lomba disaat acara perpisahan yang diadakan di Tanoh Unsyiah, Selasa (15/5). Acara perpisahan ini diikuti oleh seluruh anak kelas III MTsN Kuta Baro, staf guru, pegawai sekolah dan juga guru PPL Unsyiah. 

Adapun perlombaan yang dilaksanakan ialah lomba tarik tambang, makan kerupuk, tiup balon dan bawa kelereng dalam sendok. Menurut amatan Harian Aceh, saat panitia acara meminta perwakilan dari tiap-tiap kelas untuk mengikuti lomba, siswa sama sekali tidak menggubrisnya, mereka asik berenang dan bermain dengan teman-temannya, hanya beberapa orang saja yang ingin ikut serta. “alah hai pak, lon manteng yang ikot, awak laen pih han ditem ikot,” begitulah ucapan yang keluar dari mulut Rauzah, salah satu siswi MTsN Kuta Baro saat panitia memilih peserta.

Lain halnya dengan lomba tarik tambang yang diikuti oleh siswa laki-laki, mereka berebutan ingin mengikuti lomba tersebut. Akhirnya panitia pun memutus kan untuk membuat  kelompok, rencana awal 1 kelompok berisi 5 orang yang mewakili tiap-tiap kelas, tapi panitia harus mengubah keputusan di lapangan, jadi dalam 1 kelompok berisi delapan orang siswa. 

Menurut Harizal salah satu panitia acara tersebut, siswa kurang meminati perlombaan karena lomba yang diadakan tidak sesuai dengan keinginan mereka sendiri. “Partisipasi guru dalam mengarahkan juga kurang, jadi nggak terkontrol, mereka asik main sendiri,” ujarnya. 

Lain pendapat dari Jauhari, saat ditanya ia mengatakan bahwa siswa bukannya tidak berminat dalam mengukuti perlombaan, menurutnya ini disebabkan oleh program acara yang sudah berubah. “program awal pas datang langsung acara perpisahan dan perlombaan tapi karena guru PPL meminta agar menunggu kawannya 2 orang lagi maka anak-anak mandi dulu, karena udah mandi mereka nggak mau ikut lomba lagi, mereka lebih senang mandi,” ujarnya. Ia juga menambahkan bahwa biasanya tiap tahun mereka memang mengadakan acara perpisahan, di tahun yang lalu siswa terlihat antusias dalam perlombaan, menurutnya, ini juga faktor dari kurangnya siswa yang hadir. “siswa takut dengan isu-isu bencana sekarang, jadi ada yang nggak dikasih pergi sama orang tua,” ungkapnya.

Saat diminta confirmasi mengenai kurangnya partisipasi guru dalam kegiatan, Jauhari mengatakan mereka tidak diajak oleh mahasiswa PPL Unsyiah, “sebenarnya dari kelompok PPL bisa meminta guru untuk ikut bergabung karena acara ini kan 100% mereka yang menyelenggarakan, tapi mereka berkelompok sendiri.” Tambahnya. Ia juga berharap agar siswa kedepan bisa lebih maju dan berprestasi dalam semua bidang karena menurutnya selama ini siswa kurang berprestasi dibidang ekstrakurikuler. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar