Banda Aceh - Madrasah Tsanawiyah Negri Kuta Baro kurang meminati lomba
disaat acara perpisahan yang diadakan di Tanoh Unsyiah, Selasa (15/5). Acara
perpisahan ini diikuti oleh seluruh anak kelas III MTsN Kuta Baro, staf guru,
pegawai sekolah dan juga guru PPL Unsyiah.
Adapun perlombaan yang dilaksanakan ialah lomba tarik
tambang, makan kerupuk, tiup balon dan bawa kelereng dalam sendok. Menurut
amatan Harian Aceh, saat panitia acara meminta perwakilan dari tiap-tiap kelas
untuk mengikuti lomba, siswa sama sekali tidak menggubrisnya, mereka asik
berenang dan bermain dengan teman-temannya, hanya beberapa orang saja yang
ingin ikut serta. “alah hai pak, lon manteng yang ikot, awak laen pih han ditem
ikot,” begitulah ucapan yang keluar dari mulut Rauzah, salah satu siswi MTsN
Kuta Baro saat panitia memilih peserta.
Lain halnya dengan lomba tarik tambang yang diikuti oleh
siswa laki-laki, mereka berebutan ingin mengikuti lomba tersebut. Akhirnya
panitia pun memutus kan untuk membuat
kelompok, rencana awal 1 kelompok berisi 5 orang yang mewakili tiap-tiap
kelas, tapi panitia harus mengubah keputusan di lapangan, jadi dalam 1 kelompok berisi delapan orang siswa.
Menurut Harizal salah satu panitia acara tersebut, siswa
kurang meminati perlombaan karena lomba yang diadakan tidak sesuai dengan
keinginan mereka sendiri. “Partisipasi guru dalam mengarahkan juga kurang, jadi
nggak terkontrol, mereka asik main sendiri,” ujarnya.
Lain pendapat dari Jauhari, saat ditanya ia mengatakan bahwa siswa bukannya tidak berminat dalam mengukuti
perlombaan, menurutnya ini disebabkan oleh program acara yang sudah berubah.
“program awal pas datang langsung acara perpisahan dan perlombaan tapi karena
guru PPL meminta agar menunggu kawannya 2 orang lagi maka anak-anak mandi dulu,
karena udah mandi mereka nggak mau ikut lomba lagi, mereka lebih senang mandi,”
ujarnya. Ia juga menambahkan bahwa biasanya tiap tahun mereka memang mengadakan
acara perpisahan, di tahun yang lalu siswa terlihat antusias dalam perlombaan,
menurutnya, ini juga faktor dari kurangnya siswa yang hadir. “siswa takut
dengan isu-isu bencana sekarang, jadi ada yang nggak dikasih pergi sama orang
tua,” ungkapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar