Kamis, 11 Februari 2016

Kisah Petang

Hey…
Burung itu masih di sana,
terbang dari satu pohon ke pohon yang lain,
menikmati indahnya matahari di sore ini.

 
Yups.. Itu burung yang sama.
Burung yang pernah membuatmu marah dan cemburu,
ketika kelopak mataku tak bisa berkedip menatap mereka.
Ia masih girang bercanda bersama anak-anaknya.
Sama. Masih seperti dulu, ia membuatku iri dengan kebersamaan mereka.


Masih ingat kah kau dengan kisah di petang itu?
Kebahagian burung itu telah memaksa kita,
memaksa kita untuk melukiskan masa depan.
Tanpa ragu kau menghapus anganmu,
jika itu tidak seperti khayalku, dan sebaliknya.
Hingga matahari terbenam kita belum menyelesaikan lukisan itu.
Sesekali kau menatapku dan tersenyum,
senyuman yang tak pernah ku lupakan.
Lalu kau berkata,
“Dapat kah kita kembali kesini untuk menyelesaikan ini?”
Tidak ada jawaban, aku hanya tersenyum,
dan kembali menatap burung-burung itu.
Berharap jawaban dari sang senja.

Hey…
Hari ini tepat 3 tahun,
setelah kau pergi meninggalkan kenangan disini.
masih kah kau ingat dengan janjimu?
Janji untuk menjemputku setahun setelah kita berpisah.
Dan kau tau? Ini sudah memasuki tahun ketiga,
tapi kau juga belum menampakkan bayangmu.

Tahukah kamu?
Setiap tahun aku selalu menantimu, disini.
Menanti matahari terbenam bersama burung-burung itu.
Burung yang selalu menambah luka hati,
bila mengingat wajahmu di batas senja.
Andaikan waktu itu tidak ku tunda,
mungkin kau tak perlu merangkai kata,
dan membisikkan kata perpisahan.
Namun waktu tidak memberikan ku pilihan,
ia terlalu memaksaku.
Hingga aku sadar, aku tidak sanggup meninggalkan mimpi-mimpi itu,
mimpi-mimpi yang telah kita ukir bersama,
dan bahkan kita belum menyelesaikannya.

Tahukah kamu?
Bila esok matahari telah berganti,
ku berharap masih ada kesempatan.
Kesempatan untuk melihat wujudmu kembali.
Aku akan terus menunggu,
hingga kau kembali bersamaku,
menikmati matahari terbenam.
Dan kita akan kembali menyelesaikan lukisan masa depan bersama,
sambil melihat burung-burung kecil berteriak kegirangan.
Hingga akhirnya matahari lenyap, bersama ombak laut di suatu petang.



Yogyakarta, 11 Februari 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar