Banda Aceh - Banyaknya kredit yang disediakan perusahaan swasta
melambatkan pertumbuhan ekonomi, khususnya Aceh. Tujuannya memang untuk
membantu dan mempermudahkan masyarakat, tetapi secara tidak langsung sebenarnya
masyarakat sudah dirugikan. “kalau melalui perbankan lebih lama prosesnya,”
Ucap Teuku Zulham, Pembantu Dekan III Fakultas Ekonomi Unsyiah. Pemerintah merasa
rugi karena disaat masyarakat mulai kurang menabung atau melakukan kredit di
Bank, maka investigasi juga akan rendah, itu akan mempengaruhi lambatnya
pertumbuhan ekonomi karena disaat investasi rendah maka akan memperlambat
pertumbuhan ekonomi.
Kredit tengkulak dikenal sangat bahaya bagi masyarakat
karena hal itu bisa merugikan masyarakat dan pemerintah. Mereka berani
memberikan diskon dari 50% hingga 100%, jika masyarakat tidak bisa melunasi
uang yang dipinjam maka mereka akan mendapatkan kerugian karena bunga yang
diberikan oleh tengkulak sangat besar, akan tetapi jika mereka bisa mengatur
uang tersebut maka mereka akan mendapatkan keuntungan ganda.
“Maunya pemerintah mau menurunkan sub bunga kepada
peusahaan swasta agar tidak terlalu tinggi dan juga menurunkan persyaratan yang
terlalu banyak,” ujarnya. Zulham juga mengatakan bahwa sekarang sudah ada isu
yang menyatakan larangan untuk memberikan kredit dengan semena-mena, Bank Indonesi
yang akan melakukan pelarangan tersebut. “Sebenarnya masyarakat itu tidak
mengerti karena perusahaan memberikan kemudahan, ini diluar kontrol masyarakat,
makanya masyarakat harus dikontrol oleh kebijakan juga, kalau tidak mereka tidak akan sadar, pemerintah harus ikut
mengontrolnya,” tambahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar