Demikian yang disampaikan Nursan Junita
manajer klinik psikodista dan juga merupakan salah seorang psikolog yang
bekerja di tempat tersebut, Rabu (27/06/2012) saat dijumpai Aceh
Independent di kantornya di Jln. T. Imum Lueng Bata.
Menurutnya, di saat masyarakat tidak
siap dengan perubahan-perubahan itu maka akan berdampak pada psikologis,
mereka akan mudah tergoyahkan, tidak punya sebuah komitmen yang pasti,
dan kematangan yang kurang membuat mereka mudah terpengaruh.
“Ketika diberikan suatu hal yang baru
mereka akan sangat mudah menerimanya. Penyesuaian diri mereka terhadap
sesuatu yang baru tidak kuat,” ungkapnya.
Nursan menambahkan bahwa perubahan
sosial juga mempengaruhi mental, di saat mental mereka tidak siap maka
akan banyak benturan dan konflik yang bermunculan dan jika mental mereka
siap apapun itu tidak akan ada pemasalahan yang akan timbul.
“Seperti sebuah gunung es yang di
permukaannya tidak tampak apa-apa, padahal di bawahnya terdapat banyak
konflik dan ketidaksenangan, itu semua berada di bawah alam sadar
mereka. Jika tekanan makin kuat makan bongkahan es tersebut akan pecah
dan meluap,” kata Nursan.
Secara umumnya, kata Nursan, masyarakat
Aceh tidak akan memberontak akan tetapi mereka hanya meluapkan kemarahan
jika tekanan yang diterimanya semakin kuat.
“Saya yakin masyarakat Aceh masih punya
hati, masih punya rasa kekeluargaan yang besar, masih punya tanggung
jawab. Masyarakat sekarang udah pintar, sudah tahu yang mana baik dan
buruk, mana yang boleh dan tidak,” ujarnya.
Nursan berharap agar masyarakat bisa kembali seperti dulu, membangun karakter, walaupun banyak perubahan-perubahan.
“Masyarakat Aceh harus bisa menyaring
diri, punya prospek diri yang kuat, tidak mudah terpengaruh, dan bisa
mengatur arah yang akan mereka tempuh,” harapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar