Sabtu, 12 Mei 2012

Rektorat Unsyiah Tak Respon Aksi SOMASI


Banda Aceh - Aksi SOMASI (Solidaritas Mahasiswa Reformasi) Unsyiah yang telah dilakukan beberapa waktu yang lalu belum mendapatkan respon dari pihak rektorat Unsyiah. Oleh karena itu, Jum’at (11/5), mahasiswa yang terdiri dari BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) Unsyiah dan lembaga-lembaga resmi kampus lainnya kembali mengadakan aksi bakar ban di depan gedung Biro Rektorat Unsyiah pukul 11.00 siang tadi.

Persoalan statuta sangat penting untuk disorot karena menurut mereka akar dari terbentuknya demokrasi kampus terletak pada aturan hukum yang tercatat dalam statuta. Seharusnya dengan umur Unsyiah yang hampir 51 tahun pihak yang menduduki jabatan sebagai perwakilan Unsyiah bisa memajukan kampus dari sudut produktivitas gagasan dan keilmuan, akan tetapi sangat disayangkan hal tersebut tidak ditunjukkan oleh pihak penguasa kampus kepada mahasiswa Unsyiah, dengan alasan ini pun mereka terus saja melakukan aksi.

Permasalahan kecil yang dirasakan mahasiswa selain kenaikan SPP yang meningkat ialah pembebanan terhadap penyewaan gedung-gedung fasilitas Unsyiah yang harganya tidak rasional. “Uang penyewaan gedung tidak pernah transparan, untuk apa dana tersebut? Semua itu tidak ada kejelasan;” ucap Zulfa Aulawi, selaku ketua koordinator.

Sebelumnya, para demonstran SOMASI sudah mengirimkan surat kepada pihak rektorat untuk meminta rektorat agar segera melakukan rapat senat tapi meraka tak menerima tanggapan apa-apa dari pihak rektorat. “Udah sepuluh tahun statuta nggak ada perubahan,” ungkapnya lagi. Ia juga mengatakan bahwa pihak rektorat tak hanya bungkam terhadap surat yang telah dikirimkan mereka akan tapi mereka juga melakukan pencopotan spanduk kritikan terhadap kampus yang berjumlah lebih dari 40 lembar spanduk. “satpam yang nurunin spanduk, inikan juga atas perintah rektorat,” tambahnya.

Mereka tak hanya melakukan aksi bakar ban, tetapi juga masuk ke ruang biro rektorat untuk meminta jawaban dari tuntunan yang telah diajukan. Mereka tak semua memasuki ruang rektorat, hanya beberapa orang saja yang mewakili yaitu perwakilan dari BEM FISIP, BEM Fakultas Ekonomi, Fakultas Hukum, dan Ketua Koordinator. Awalnya mereka berjumpa dengan Kepala Biro Kemahasiswaan, lalu mereka diizinkan untuk berjumpa langsung dengan Rusli Yusuf (Pembantu Rektor III) Unsyiah. 

Ia mengaku kecewa saat menjumpai PR III, Rusli mengatakan surat yang dikirimkan SOMASI tidak sampai kepadanya. “Surat kita katanya nggak masuk. Ini kan udah nampak ada bukti kebobrokan di biro kita,” ucap Zulfa.

Dalam aksi ini mereka menuntut tiga hal yaitu: senat universitas segera melakukan reformasi statuta, reformasi struktural dilevel rektorat, dan transparansi anggaran termasuk upaya pelaporan harta kekayaan rektor baru, dan pengungkapan kasus-kasus indikasi korupsi di Unsyiah. “Ini merupakan aksi awal untuk melaksanakan aksi yang besar,” ungkapnya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar