Selasa, 26 Oktober 2010

Bad Day



Mataku terus saja menyorot tubuh besar tinggi itu, tak sedikitpun pandanganku terlepas darinya. Di acara keluarga, seorang ibu beranak dua itu sibuk dengan kerjaannya. Sarah kakaknya yang masih berumur satu tahun sepuluh bulan, duduk manis bak orang dewasa yang sudah mengerti bahwa Bundanya sedang sibuk, dan adiknya Farah tanpa rewel duduk di atas pangkuanku.

Kurang lebih lima belas menit Sarah dan Farah duduk dengan manis. Karena udah sore Sarah minta dimandikan, dan adiknya juga mulai rewel karena popoknya sudah penuh. Bundanya masih sibuk dengan pekerjaannya.

“Linda, mandiin kakak bentar,” ucapnya padaku.

“Iya kak,” jawabku, padahal Farah masih dalam pangkuanku.

Aku meminta Afrah, adik sepupuku untuk menggendong Farah. Setelah aku membuka baju Sarah, Afrah memintaku kembali untuk menggendong Farah. Lalu dia pergi, entah kemana, aku juga tidak tau. Sarah mulai bermain air dan menghabiskan hampir ¼ sabun cair yang berada di atas bak. Aku menyuruhnya berhenti tapi dia tidak mau. Dengan tangan kanan aku merampas sabun itu dari Sarah, dan tangan kiri masih menggendong Farah. Lalu Sarah nangis. Farah juga ikutan nangis. Aku jadi pusing seratus keliling. Kalau aku memandikan Sarah, bagaimana dengan Farah? Siapa yang akan menggendongnya? Lalu aku menjerit minta bantuan, semua orang yang lagi sibuk bekerja mendatangi kami, termasuk Bundanya. Dengan khawatir bertanya:

“Pakon?” Tanya Wawak.

Aku terdiam membisu, Sarah berhenti menangis, hanya suara Farah yang masih kedengaran.

“Kenapa?” Tanya Bundanya, yang tak lain adalah kakak sepupuku.

“Gak bisa mandiin Sarah,” jawabku agak sedikit merengek.

Semua orang menertawakan aku. Sebel. Kesal. Malu. Tapi aku berpura-pura sedang tidak berhadapan dengan mereka. Hufffff…. Benar-benar hari yang menjengkelkan!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar