Kamis, 15 September 2016

Setengah Hari Bareng Asma dan Husna

Mission Complete!!
Alhamdulillah… praktik parenting berjalan dengan mulus. Mbak Idha selaku murabbi ku sangat berbaik hati memberikan izin kepada kami untuk membawa anaknya pergi dalam rangka praktik parenting. Kali ini jadwalku dan Nisa. Kami mengajak Asma (5 tahun) dan Husna (3 tahun) bermain sambil belajar di Taman Pintar.  Sebelum ke Taman Pintar Asma dan Husna mengulang bacaan Al-Qur’an terlebih dahulu di rumah. Setelah membaca Al-Qur’an selesai kami berangkat ke Taman Pintar menggunakan angkutan umum, kali ini kita menggunakan becak dayung, agar perjalanan tambah seru, selain itu juga untuk menjaga keselamatan anak-anak (kalau naik motor takutnya mereka rewel, kalau mereka loncat siapa coba yang mau tanggung jawab? Wkwkwkwkwk).

Becak dayung mendarat tepat di depan Taman Pintar. Kami segera turun dan membayar bapak tukang becak, ia pun berpesan agar berhati-hati kepada kami (bapaknya tahu sih itu bukan anak kami, hahaa). Kami memasuki wilayah Taman Pintar. Bingung. Masih sepi. Sepertinya kami terlalu cepat. Akhirnya kami memutuskan untuk membuat burung dari kertas orimagami. Ternyata itu tidak lah gampang untuk anak-anak berumur 3 dan 5 tahun. Mereka menjadi bosan karena tingkat kesulitan membuat burung bangau cukup menguras pikiran mereka. Akhirnya kami memutuskan untuk makan eskrim. Mereka langsung meloncat kegirangan, tidak hanya mereka aku juga ikut kegirangan mendengar nama eskrim, hahaaa. Asma menginginkan eskrim yang diisi dalam gelas kecil, Husna pun ikutan. Mereka menyantap eskrim dengan lahap. Beberapa menit kemudian, Husna tidak mau menghabiskan eskrimnya, tapi ia menginginkan eskrim dalam corn. Aku mencoba merayunya agar ia segera menghabiskan eskrimnya terlebih dahulu agar aku memberikan yang satunya, tapi Asma tidak mau dan akhirnya merengek. Nisa ikutan merayu tapi tidak berhasil juga. Tidak tahan melihat Asma merengek, akhirnya aku memberikannya satu lagi, Husna pun ikutan. Jadilah aku yang menghabiskan eksrim milik mereka berdua. Haduuuh! (padahal senang dapat tambahan eskrim, wkwkkwkw).

Setelah makan ekrim, Asma meminta untuk melukis. Kami mengajak mereka ke loket tiket dan membelikan tiket untuk dua bocah tersebut. Aku memberikan tiket untuk Asma satu dan Husna satu agar menyerahkannya kepada petugas. Awalnya Asma menolak dengan alasan tidak berani. “Anak pinter harus berani donk” Ucapku menggodanya. Tidak perlu mengeluarkan jurus rayuan maut, akhirnya Asma bersedia menyerahkan sendiri tiketnya kepada petugas rumah kerajinan tersebut, Husna pun ikutan. Petugas memberikan beberapa pengarahan, dan keduanya pun larut dalam melukis gerabah berbentuk ikan dan siput. Kami membiarkan Asma dan Husna berkreasi sesuai selera mereka masing-masing, sesekali aku dan Nisa tertawa melihat warna-warna yang diberikan mereka yang sangat mencolok. Misalnya badan siput yang satu berbadan ungu dan satunya berbadan oren. Belum lagi bibir ikan yang awalnya pink menyala, kemudian dicampur dengan ungu (ikannya kecentilan, hahaa). Melihat mereka bermain rasanya menjadi hiburan tersendiri bagi kami.

Setelah melukis, anak-anak mencuci tangan dan menerima gerabah lukis kreasi mereka masing-masing dari petugas. Nisa bertanya permainan apalagi yang mereka inginkan. Husna hanya tersenyum (ada kehangatan di balik senyuman Husna, aku begitu menyukai senyuman itu). Lagi-lagi Asma yang menjawab, dia ingin melukis princess. Sayangnya permintaannya tidak dapat terpenuhi karena tidak ada permainan yang seperti itu. Akhirnya kami kembali ke loket untuk melihat apa yang bisa kami lakukan. Nisa dan anak-anak menunggu di luar. Aku mencoba melihat permainan apa yang cocok untuk mereka. Akhirnya aku memanggil Asma ke dalam dan bertanya apa yang diinginkannya. Aku memberikan beberapa opsi dan dia memilih kreasi gerabah. Husna anak yang paling manis, ia akan menurut apa saja yang dikatakan kakaknya. Seperti sebelumnya, tiket sudah kuserahkan kepada masing-masing anak untuk diserahkan kepada petugas; agar mereka mandiri dan terbiasa untuk berkomunikasi dengan orang lain. Kami pun kembali ke rumah kerajinan, namun di gubuk yang berbeda.

Asma bingung mau membuat kreasi seperti apa, akhirnya Nisa membantunya membuatkan princess. Lain halnya dengan Husna, dia tidak mau menyentuh tanah tersebut dengan alasan bau. Aku hanya tersenyum melihatnya dan membiarkannya bermain air di sebalah kakaknya. Awalnya nisa melarang karena baju Husna mulai basah, tapi aku membiarkannya agar ia tidak bosan menunggu kakaknya yang masih membuat princess. Dalam membuat kreasi gerabah, Nisa ternyata cukup ahli. Awalnya aku mencoba membantu Asma, namun akhirnya aku menyerah dan menyerahkannya penuh pekerjaan tersebut kepada Nisa. Akhirnya aku mencuci tangan dan bermain dengan Husna. Husna meminta untuk duduk di sebelahku. Kelihatannya Husna senang dengan jam tangan milikku. Ia membukanya dari pergelangan tanganku dan meminta untuk dipakaikan di pergelangan tangannya. Lagi-lagi dia tersenyum. Senyuman itu benar-benar tulus, aku sangat menyukai itu. Setelah menyelesaikan kreasi gerabah, Nisa dan Asma mencuci tangan. Kemudian aku mengajak mereka makan karena perutku sudah sangat lapar, belum makan dari pagi. Di Foodcourt, Asma bukannya mau makan nasi tapi minta dibelikan eskrim lagi. Akhirnya aku membelikannya lagi eskrim. Aku juga membelikan nasi ayam untuk kami berempat. Asma tidak menghabiskan eskrimnya. Ketika aku tiba, aku melihat dua eskrim tersebut sudah di tangan Husna. Merasa kasihan aku mengambil satu dari tangannya. “Husna habisin itu dulu ya,ini amah yang pegang,” ucapku. Dia hanya menurut dan tersenyum. Matanya sudah mulai layu. Beberapa menit kemudian makanan pesanan kami sampai. Ayamnya masih panas, sepertinya baru diangkat dari minyak goreng. Nisa membantu Asma, dan aku membantu Husna makan. Asma sangat menyukai kulit dari daging ayam. Kemudian Husna memberikan seluruh kulit ayam untuk kakaknya. Aku terharu. Manis sekali kelakuan Husna. Gumamku dalam hati.

Asma dan Husna. Adik kakak yang memiliki karakter yang berbeda. Kakaknya yang suka ngambek, suka ngatur adiknya, tapi sangat sayang kepada adiknya dan juga sangat pintar. Adiknya manis, lembut, penurut, dan juga pinter (nggak tau bagaimana cara untuk mendeskripsikan bocah satu ini, begitu sempurna di mataku). Kini aku mengerti bagaimana repotnya Mbak Idha mengurus dua buah hatinya itu. Keduanya memiliki karakter yang berbeda dan tentunya harus diperlakukan berbeda pula. Keduanya sangat asik untuk diajak bermain dan belajar. Kepolosan mereka membuat kami tidak bisa menahan tawa. Walau hanya setengah hari tapi bermain bersama kedua kakak beradik itu terasa begitu menyenangkan. Selama bersama mereka dunia terasa milik kami berempat, orang lain di sekitar terasa tidak terlihat.

Setelah makan, mandiin dan gantiin pakaian anak-anak, kami memutuskan untuk pulang, namun Asma minta dibelikan cincin. Akhirnya kami mencarikan cincin untuk mereka berdua, tapi cincin-cincin yang dijual tidak cocok dengan tangan mungil mereka. Itu cincin giok orang dewasa. Aku dan Nisa mencoba menjelaskan dan akhirnya mereka menurut dan kami pulang. Di rumah Mbak Idha, Nisa sholat zuhur terlebih dahulu, aku sedang mendapatkan izin libur sholat dari Sang Pencipta. Husna yang tadinya sudah mengantuk malah mengajakku bermain lagi di rumahnya. Disuruh tidur sama pengasuhnya, dia menolak. Akhirnya pengasuhnya yang tidur dan kami melanjutkan menonton tv. Keduanya minum susu yang telah disiapkan oleh pengasuh. Aku mengelus rambut Husna dengan lembut dan berbisik “Husna, ammah pulang ya,” Dia menoleh ke arah ku. Dia menggeleng lantas berkata “Jangan pulang,” Mukanya merengek. Aku tersenyum dan berjanji akan datang lagi untuk bermain dengan mereka. Asma masih asik menonton Upin dan Ipin. Kemudian Nisa datang dan mengajak untuk pulang karena ia harus bimbingan tesis dengan sang dosen. Aku membangunkan ‘Mamak’ (nama yang dipanggil anak-anak untuk pengasuhnya). Kami berpamitan. Mamak, Asma dan Husna mengantar kami keluar. Rasanya begitu berat untuk meninggalkan mereka berdua. Setengah hari yang sangat menyenangkan bersama Asma dan Husna. Tidak perlu bersedih, ini bukan perpisahan karena hari Minggu kami akan kembali ke rumah itu untuk menghadiri undangan makan-makan dari Mbak Idha. Heheeee.. Sampai jumpa Asma. Sampai jumpa Husna. Cepat tumbuh dan menjadi wanita sholeha seperti Ummi kalian.


 
Mamam eskim duyu yooo



Ammah Linda lagi bantuin Husna melukis gerabah berbentuk siput



Husna "Jangan diliatin doank donk Ammah, cepetan bantuin, huuuhhh"


Kreasi gerabah bentuk princess karya Asma dan Nisa 

Abaikan muka serius Asma, huhuuuuu


Ayooo semangat kak bikin inces nya
Princess-nya udah jadi nih


Gaya apaan ini Asma dan Husna, hahaa


Udah mandi, udah ganti baju, udah kece, siap untuk pulang

Ammah ayo main lagi donk

Jalan-jalan naik becak weng (becak dayung)

1 komentar:

  1. Las Vegas: Review for the Casino - JTG Hub
    Here is my list of Wynn 밀양 출장안마 Slots.com 화성 출장샵 casinos with online games and bonuses. 익산 출장샵 보령 출장샵 Casino Games Online Vegas - Live 성남 출장안마 Blackjack, Roulette & more.

    BalasHapus