Tepat pada tanggal 26 Maret 2014,
seorang teman dari UKM Pers DETaK Unsyiah mengirimkan pesan melalui grup
Whatsup. Pesan itu berisi tentang acara “Bincang Blogger dan Sosialisasi Banda
Aceh Blog Competition”. Namun saat itu aku hanya membaca sekilas dan keluar lah
opini dalam pikiran bahwa itu adalah acara bincang-bincang blogger saja. Aku
pun memutuskan untuk mengikuti acara tersebut untuk meningkatkan motivasi
dibidang tulis menulis yang mana sudah beberapa bulan ini kutinggalkan.
Pendaftaran diri melalui emai:l lombablogbna@gmail.com
dengan format Nama(spasi) Alamat (spasi) No hp (spasi) Alamat Blog. Mereka
hanya akan memilih 30 peserta untuk acara tersebut.
Jum’at, 28 Maret 2014 tepatnya
pada jam 21.08 sebuah pesan singkat masuk dalam inbox Samsung milikku.
Itu tak lain adalah SMS dari panitia acara Bincang Blogger yang memberitahukan bahwa
acara tersebut akan dilaksanakan pada sabtu (29/03/2014) di NA Coffee yang
terletak di depan Rumah Sakit Umum Zainal Abidin Banda Aceh.
Sabtu, 29 Maret 2014, saat tiba
di NA Coffee aku langsung menghampiri karyawan yang bekerja di tempat tersebut,
ia mengatakan acara akan dilaksanakan di lantai 2 pada pukul 09.30. Lagi-lagi
aku hanya membaca SMS secara sekilas sehingga aku kurang teliti membaca dan aku
pun menghadiri acara tersebut pada jam 08.30, sedangkan isi pesan singkat yang
ku terima, acara akan dimulai pada pukul 09.30. karyawan tersebut menunjukkan kearah
seorang lelaki yang sedang sibuk dengan sebuah laptop duduk di sebuah kursi
diteras café.
Aku menghampirinya. “Maaf.. bapak
panitia acara ini ya?” tanyaku. “Bukan, saya peserta,” jawabnya. Aku pun ikut
bergabung dan berbincang-bincang dengannya.
Setelah berkenalan ternyata ia seorang pegawai Pemerintahan Kota Banda
Aceh dan juga seorang dosen di Universitas Islam Negri Ar-Raniry yang gemar
menulis tentang pemerintahan, tapi belakangan ini ia mengaku mulai tertarik
menulis tentang pariwisata karena rate pengunjung blognya meningkat disaat ia
memposting sebuah tulisan tentang Taman Hutan Kota. Menurutnya kuliner dan
wisata lebih digemari pembaca dibandingkan politik. Ia pun menunjukkan blognya
padaku. Aku pun ikut tertarik untuk menuliskan tentang tempat-tempat wisata
yang ada di Aceh dan target yang terlintas dikepalaku saat itu adalah Taman
Putro Phang. Seorang teman yang berasal dari Jakarta yang berkunjung ke Aceh
beberapa bulan yang lalu telah menamparku dengan pertanyaanya. Ia bertanya
tentang sejarah Taman Putro Phang, namun
aku sama sekali tak bisa menjawab pertanyaannya itu.
Pagi itu aku sangat bersyukur
bisa datang lebih awal dan bertemu dengan lelaki yang bernama Muhammad Syarif
itu. Aku sedikit terkejut ketika ia berbicara tentang kompetisi blogger,
ternyata acara yang sedang kuhadiri itu tak hanya bincang-bincang blogger saja
tapi juga sosialisasi tentang perlombaan yang diadakan oleh Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata Kota Banda Aceh, bahkan aku sendiri tak tau siapa yang sedang
mengadakan acara tersebut, ini lah dampak dari malas membaca yang berujung pada
buta informasi terhadap acara yang sedang kuikuti pada saat itu. Huuuuffft.
Jam menunujukkan pukul 09.30,
kami pun menuju lantai 2 untuk bergabung dengan peserta lainnya. Saat memasuki
ruangan tersebut, aku melihat wajah-wajah yang sudah ta asing lagi, mereka
adalah Liza Fathariani, Ferhat, dan Makmur dan ternyata meraka adalah speaker
diacara tersebut. Aku pun ikut bergabung dengan mereka semua. Panitia,
peserta bahkan pemateri semuanya begitu bersahabat dan lucu yang mana bisa
membuat acara tersebut begitu bewarna. I like their ways.
Liza yang menjadi moderator acara
tersebut membuka acara dan meminta semua peserta untuk memperkenalkan diri satu
persatu. Setelah itu ia mempersilahkan pemateri untuk menyampaikan materi yang
sudah mereka persiapkan masing-masing. Adapun pemateri yang hadir pada hari itu
adalah Ihan Nurdin (Jurnalis dan Blogger), Ferhat Mukhtar (Dari Ide Jadi
Tulisan), Makmur Dimila (Berkah Ngeblog), Citra Rahman (Travel Blogger), dan
Hijrah Saputra Creative Blogger).
Satu persatu pemateri
menyampaikan materinya. Semua begitu mengagumkan. Mendengar kisah perjalanan
menarik mereka dari ngeblog, itu membuat semangatku bertambah untuk terus menulis.
Ternyata disaat ngeblog kita tak akan merasa sendirian karena begitu banyak
orang yang akan membaca cerita kita itu.
Sederhana. Hanya dengan
mendengarkan cerita-cerita menarik penulis itu sudah bisa memotivasiku untuk menulis. Dengan menulis itu
sudah menjadi kepuasan sendiri bagiku bahkan disaat aku berhenti menulis di
blog, aku tak bisa berhenti memainkan pena di atas buku diary kesayanganku yang
kuberi nama Mickey; Mickey adalah boneka kesukaanku tapi mulai akhir tahun 2013
hingga sekarang aku memutuskan untuk tidak menyukainya lagi karena kata
teman-teman, aku kelihatan seperti anak-anak karena menyukai boneka itu.
Hadeeeeeeh.
Sumber: Hijrah |
Well. Kembali lagi ke pemateri
yang super duper. Pertama, Ferhat Mukhtar, ia bukan lah orang asing bagiku
karena aku mulai mengenalnya pada tahun 2009 silam di sebuah organisasi yang
bernama Forum Lingkar Pena (FLP) Aceh. Walau demikian, ada satu cerita yang
menarik perhatianku saat mengikuti bincang blogger itu. Ferhat pernah ditolak
penerbit karena ketidaksabarannya. Setelah sekian lama ia menunggu, akhirnya ia
mencabut kembali naskah yang sudah dikirimkannya beberapa bulan yang lalu dan
ternyata naskah itu sudah diproses di redaksi hingga akhirnya penerbit menerima
penarikan naskahnya dan tidak jadi diterbitkan (Ngakak sendiri ingat ekspresi
ferhat saat bercerita dihadapan peserta bincang blogger). Kebayang donk
bagaimana sakitnya ketika kita hampir mendapatkan apa yang kita inginkan tapi
lepas begitu saja dengan ketidaksabaran kita sendiri? Itu tak hanya menjadi
pelajaran bagi Ferhat yang sudah WOW dibidang menulis tapi juga menjadi
pelajaran beharga bagi kita yang tak seberapa ini. Menjadi penulis tak hanya melatih
agar kita bisa kreatif tapi juga melatih kesabaran.
Selanjutnya Ihan Nurdin yang
biasa dikenal dengan Ihan Sunrise. Nama itu juga sudah tak asing bagiku tapi
jangan salah karena aku hanya mengenal namanya tanpa mengenal wajahnya. Nah,
hari itulah awal aku melihatnya setelah beberapa kali aku mendengarkan namanya
dari teman-teman jurnalis. Menjadi jurnalis memang impianku dulu, namun
sekarang aku sudah menguburkan mimpi itu demi keinginan orang tua. Melihatnya
sebagai jurnalis perempuan tentunya membuatku begitu terkagum tapi itu tak
membuatku ingin tau bagaimana ia bisa menjadi seorang jurnalis karena itu sama
saja membuka luka lama yang sudah kukuburkan sedalam-dalamnya. Yaaah.. walaupun
sekarang tak lagi bisa menjadi jurnalis, setidaknya aku masih bisa berbagi
melalui blog seperti Ihan sekarang, ia tak hanya seorang jurnalis tapi ia juga
rajin berbagi love story diblognya miliknya itu.
Nah, lelaki yang dikenal dengan
Papa piyoh ini juga menjadi salah satu pemateri di bincang blogger. Sebenarnya
itu pertama kalinya aku mengenal dan mendengar nama piyoh. Pertama kali melihat
mukanya, aku sempat berfikir ia bukanlah orang Aceh melainkan Jawa tapi
ternyata ia putra dari pulau Sabang. Hijrah Saputra, itulah nama lengkap
laki-laki yang menyukai wisata itu. Dengan kegemarannya menulis blog, ia bisa
jalan-jalan gratis dan bertemu dengan orang-orang hebat diluar sana. Ia
mengemas cerita-ceritanya dengan sangat menarik sehingga membuatku terus
bersemangat untuk bekarya dan saat itu terlintas dikepalaku untuk berkeliling
dunia melalui blogger (Hehehe).
Pemateri selanjutnya adalah Citra
Rahman yang biasa disapa dengan Backpaker Cilet-Cilet. Naaah.. laki-laki yang
satu ini gemarnya melakukan traveling dan tak lupa selalu mengabadikan
tempat-tempat yang pernah dikunjunginya melalui gambar dan tulisan. Ia selalu
mempostingkan tulisan dan gambarnya di blog miliknya yaitu: www.hananan.com. Waaah seru juga ya bisa
berbagi pengalaman perjalanan melalui blog. Aku memang suka membidik (tepatnya
sedang belajar memotret) tapi disaat melakukan perjalanan, aku malah lupa untuk
memotret karena terlanjur senang dan menikmati apa yang sedang ku lakukan.
Melihat blog citra penuh dengan cerita perjalanan rasanya ingin mengulang waktu
dan menulis kembali semua kisah perjalananku baik di Aceh maupun diluar Aceh
(sekarang mah mana ingat lagi ceritanya, hahaha).
Okay, pemateri terakhir adalah
Makmur Dimila. Aku mulai mengenalnya sejak tanhun 2009 disaat sama-sama
diutuskan dari Pers kampus untuk mengikuti acara Pelatihan Jurnalistik Tingkat
Lanjut di Padang, namun sayang kita batal berangkat karena satu dan lain hal.
Kali ini Makmur menyampaikan materi tentang berkah ngeblog. Terlihat dari
wajahnya ia begitu senang menjadi seorang blogger, tak hanya jalan-jalan namun
ia juga pernah mendapatkan Ipad dari hasil ngeblog. Nah tunggu apa lagi?
Ngeblog itu memang membawa berkah.
Ceritanya menarik Lisma, ditunggu cerita-cerita selanjutnya : Keep blogging :D
BalasHapusLuar biasa!
BalasHapusjangan lupa ikutan lomba blog juga ya Lisma ;)
postingannya bagus lisma
BalasHapusMakasih semuaaa :)
BalasHapus