Sumber: Google |
Demikian kata Teuku Kemal Fasya, Minggu
(17/6/2012) dalam surat elektroniknya. Menurut Kemal, saat ini orang
yang berperan dalam mengawal ISBI Aceh ialah Dewan Kesenian Aceh (DKA),
akademisi di Aceh, dan juga ISI Padang Panjang.
Menanggapi kabar yang berkembang bahwa
beberapa kalangan seniman menilai rencana pembentukan ISBI Aceh tertutup
dari seniman secara luas, Kemal mengatakan, bahwa setahunya para
seniman yang tergabung di DKA terlibat di dalamnya.
Sementara beberapa kalangan seniman
menyebutkan bahwa di DKA hanya ada sebagian kecil seniman dan mereka
tidak mewakili seniman lainnya. Menurut isu yang berkembang, sebagian
seniman tidak percaya pada DKA karena berbagai penyebab, di antaranya
institusi tersebut dinilai minim program dan tidak akrab dengan seluruh
seniman. Bahkan, menurut kabar tersebut, beberapa pihak malah
mengusulkan agar DKA dibubarkan.
Terlepas dari isu ini, Kemal menambahkan
bahwa saat ini belum ada pendiri ISBI Aceh, masih inisiatif.
Pembentukan ISBI Aceh sekarang masih di bawah supervisi ISI Padang
Panjang, sebagaimana tugas yang diberikan oleh Mentri Pendidikan
Nasional. Kata Kemal, panitia pendirian ISBI Aceh belum dibentuk, masih
diupayakan untuk dibentuk dan sedang dalam konsolidasi wacana dan
pemikiran.
“ISBI merupakan program nasional
pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono guna memperkuat
pendidikan seni di seluruh Indonesia agar tidak terkosentrasi di Pulau
Jawa saja,” kata Kemal yang merupakan salah seorang panitia rencana
pembentukan ISBI Aceh ini.
Menurutnya, untuk program ISBI tersebut, pemerintah pusat saat ini menginisiasi empat institut sekaligus, termasuk Aceh.
“Masyarakat maju adalah masyarakat
yang menghargai peran-peran kesenian dan kebudayaan menjadi penentu
penting dalam pembangunan,” ungkapnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar