“Dulu banyak turis yang datang membantu
Aceh, waktu mereka kembali ke negara masing-masing tentunya mereka
membawa pulang oleh-oleh khas Aceh, makanya berinisiatif membangun toko
cendera mata,” ungkap Ikhwan pengelola toko souvenir Rencong Aceh, Sabtu (23/06/2012).
Kata Ikhwan, empat tahun setelah tsunami
mereka mendapatkan pemasukan sekitar 200 juta perbulan, sedangkan
sekarang pemasukannya kian menurun, mereka hanya mendapatkan 120 juta
perbulan dengan membiayai tiga pegawai sekaligus.
Toko cendera mata yang berdiri sejak
tujuh tahun yang lalu pada awalnya berdiri di Lambaro karena, kata
Ihkwan, seminggu pasca tsunami Banda Aceh masih porak-poranda. Setelah
Banda Aceh bersih dari sisa tsunami, mereka memutuskan untuk memindahkan
toko ke sisi kanan Mesjid Raya Baiturrahman.
Walaupun omset toko Rencong Aceh ini
menurun, tetapi mereka terus berusaha meningkatkan pemasaran. Mereka
mempromosikan tokonya melalui pemasangan iklan lewat internet, media
cetak, dan juga media elektronik.
“Saya berharap agar pemerintah mau
mempromosikan budaya Aceh terutama buat warga Aceh dulu, agar warga Aceh
mencintai budaya mereka sendiri,” harapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar